BENARKAH SETIAP INDIVIDU ITU CERDAS?

ahf- KITA perlu mendefinisikan kembali makna kecerdasan. Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligences, kecerdasan seseorang tidak dapat diwakili oleh angka-angka atau hasil tes yang standar. Kecerdasan bersumber dari kebiasaan (habit), yaitu perilaku yang cenderung diulang-ulang.  Ada dua batasan kebiasaan yang berkaitan dengan kecerdasan ini, yaitu: (1) kebiasaan seseorang menciptakan produk baru yang memiliki nilai budaya (kreativitas); dan (2) kebiasaan seseorang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) (hlm. 5). Dan, Gardner menegaskan bahwa kecerdasan itu tidak tunggal, tetapi beragama, majemuk.

Sampai saat ini, Gardner mendeskripsikan ada delapan kecerdasan yang dimiliki setiap individu (dengan tingkat kecenderungan masing-masing), yaitu: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis. Seiring dengan waktu-perkembangan ilmu, masih sangat mungkin akan terus berkembang jenis-jenis kecerdasan lainnya. Tugas kita adalah bagaimana dapat menemu-kenali lalu mengembangkan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki.

Munif Chatib (2017:11), penulis buku “Semua Anak Bintang” memberikan jalan keluar untuk dapat mengetahui kecenderungan kecerdasan seorang individu, ialah dengan Multiple Intelligences Research (MIR). MIR adalah alat riset –bukan alat tes– yang akan mengetahui potensi setiap kecerdasan individu. Chatib menegaskan bahwa kecerdasan seorang individu tidak dapat dinilai dari alat tes apa pun. Penelitian terbaru mengatakan bahwa kecerdasan seorang individu dapat diketahui dari kebiasaan individu yang bersangkutan.

MIR dapat bermanfaat untuk siswa, guru, orangtua, dan sekolah, antara lain: untuk mengetahui gaya belajar siswa, pembagian kelas berdasarkan persamaan gaya belajar siswanya, dan untuk mendesain metode mengajar dalam Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP). Sementara, hasil MIR untuk orang tua, di antaranya orangtua dapat mengetahui kecerdasan anaknya, orangtua mengetahui bakat terpendam anaknya, orangtua mengetahi cara dan pola pendekatan komunikasi kepada anak-anaknya, orangtua mengetahui kegiatan-kegiatan kreatif yang disarankan dilakukan bersama anaknya, dan orangtua mengetahui jenis-jenis permainan yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan anaknya, sehingga terus dapat mengembangkan lebih baik.

Dari uraian di atas, semakin memperkuat dan menegaskan kembali bahwa setiap individu adalah cerdas. Cerdas sesuai dengan bidang kemampuannya masing-masing. Sesungguhnya, tidak ada kecerdasan itu yang lebih baik atau lebih jelek. Kita tidak dalam rangka membuat perbandingan kecerdasan antara satu individu dengan individu lainnya. Namun, kita justru mengajak agar masing-masing diri kita dapat menemukan kecenderungan kecerdasan yang dimiliki masing-masing.[Abdul Halim Fathani]