TERUS MENGABDI, TERUS BERMANFAAT

ABDUL HALIM FATHANI

HARIAN Jawa Pos Radar Malang, terbitan 27 Maret 2017, halaman 25, mengupas topik yang menarik untuk kita renungkan. Topik berita yang diulas adalah “para guru besar yang terus mengajar setelah pensiun”. Bagi para guru besar tersebut memiliki prinsip mulia, yang menyatakan bahwa usia bukanlah penghalang bagi mereka untuk terus mengabdi di dunia pendidikan.

Dalam ulasan Radar Malang, ada lima guru besar yang dibidik. Sebenarnya, lebih dari itu, para guru besar yang sudah menjalani masa pensiun, namun hingga saat ini masih tetap mengajar di kampus. Lima guru besar yang diulas Radar Malang, adalah Prof. Dr. KH. Muhammad Tholchah Hasan; Prof. Dr. Achmad Sodiki; Prof. Ahmad Sonhaji, M.A., Ph.D; Prof. Dr. Muhammad Djunaidi Ghony; dan Prof. Suhadi Ibnu, M.A., Ph.D.

– Prof. Dr. KH. Muhammad Tholchah Hasan
Saat ini, mengajar pada program doktoral Pendidikan Agama Islam Multikultural Universitas Islam Malang; Menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang; Aktif menjadi pembicara di berbagai forum ilmiah atau keagamaan. Prinsipnya: “Ilmu yang selama ini diperoleh adalah amanah dari Tuhan. Tidak boleh dinikmati sendiri. Jadi, selama saya diberi umur, akan tetap mengajarkan apa yang saya miliki.”

– Prof. Dr. Achmad Sodiki
Sampai saat ini, beliau masih aktif mengajar mahasiswa di fakultas hukum, di Universitas Brawijaya, Universitas Islam Malang, dan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Juga sebagai anggota Dewan Pembina Yayasan Universitas Islam Malang. Selain itu, mantan Rektor Universitas Islam Malang ini juga masih aktif di beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Seperti: Malang Corruption Watch (MCW) dan Asosiasi Masyaallah Adat Nusantara (AMAN). Prinsipnya: “Sepanjang fisik masih mampu, dia akan tetap mengajar. Hidupnya sudah dia wakafkan untuk mengabdi.”

– Prof. Ahmad Sonhaji, M.A
Hingga saat ini masih aktif mengajar di Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Selain itu, beliau juga masih aktif mengajar pada program Pascasarjana di perguruan tinggi lain, antara lain: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan. Beliau juga aktif menulis, buku maupun novel. Beliau selalu menyempatkan waktu untuk menulis setelah shalat malam, 5 jam setiap hari. Prinsipnyahidup Anda laksana mercusuar, jadi harus menyinari kawasan di sekitarnya”

– Prof. Dr. Muhammad Djunaidi Ghony
Saat ini tercatat sebagai pengajar di Universitas Islam Malang dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain mengajar, kesibukannya adalah sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Multikultural program doktor Universitas Islam Malang. Prinsipnya adalah “Niat saya mengajar adalah untuk beribadah”.

– Prof. Suhadi Ibnu, M.A., Ph.D.
Hingga sekarang, masih aktif mengajar di kampus Universitas Negeri Malang. Dalam penuturannya, pada semester Ganjil 2016/2017, beliau mengajar 14 jam dalam seminggu. Dia mengajar setiap Senin sampai Rabu. Prinsipnya adalah ,” Walau sudah pensiun, dia ingin semua mahasiswanya tetap semangat dalam menempuh kuliah. Saya lebih banyak menggunakan model diskusi dalam mengajar”.

Apa hikmah yang dapat kita petik dari perjalanan hidup para pensiunan guru besar di atas? Di antaranya adalah pertama, kita harus selalu memegang prinsip agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Memberi manfaat tidak dibatasi sampai usia pensiun, namun sampai akhir hayat.

Kedua, salah satu cara bermanfaat bagi orang lain adalah tetap terus aktif mengajar. Mengajar di sini, dapat kita artikan sebagai sebuah kegiatan pengembangan keilmuan.

Ketiga, kalau guru atau dosen akan tetap terus mengajar walaupun sudah pensiun, nah bagi mahasiswa yang sudah lulus, juga harus memiliki prinsip terus belajar dan belajar, meskipun sudah dinyatakan lulus kuliah. Kenapa terus belajar? Ilmu itu akan terus berkembang. Jadi, meskipun secara formal sudah dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude misalnya, bahkan sudah menjadi guru atau dosen sekalipun, tidak ada alasan untuk bisa mengatakan benar, kalau berhenti belajar.

Mari terus belajar, mari terus mengajar, terus mengabdi, terus bermanfaat. [ahf]