SEMUANYA WAKIL REKTOR

fathani.com – TAHUN ini pemerintah melakukan revisi beberapa kali perihal ketentuan cuti bersama dan libur nasional 2020. Keputusan itu dituangkan dalam Surat Keputusan bersama tiga menteri, yakni Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor 440 tahun 2020, Nomor 03 tahun 2020, dan Nomor 03 tahun 2020.

Salah satu yang mendasari perubahan keputusan tersebut adalah disebabkan adanya ikhtiar pemerintah dalam pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 berupa pelarangan mudik Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah. Alhasil, libur Idul Fitri ‘hanya’ berlangsung dua hari, tanggal 24 dan 25 Mei 2020. Konsekuensi dari kebijakan ini, maka tanggal 26 Mei 2020 merupakan hari efektif pertama setelah kita semua merayakan Idul Fitri 1441 H.

Termasuk Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Kampus tempat studi saya sewaktu kuliah S1), juga sudah mengawali kegiatan di hari pertama masuk tersebut. Ialah menyelenggarakan Kegiatan Halalbihalal secara daring. Mengapa daring? Ya, karena saaat ini masih berada dalam masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan, kita semua taat disiplin mengikuti protokol kesehatan, salah satunya adanya melakukan physical distancing.

Kegiatan halalbihalal tersebut dipusatkan di Ruang Rektor, Gedung Dr. Ir. Soekarno, Lantai 1. Yang hadir secara tatap muka namun menjaga jarak tersebut sangat terbatas. Mulai dari pimpinan universitas, fakultas, program studi, unit dan lembaga. Sementara sivitas akademika yang lain mengikuti dari rumah atau tempat masing-masing. Halalbihalal dari Rumah.

Ada yang terkesan bagi saya. Pada saat melaksanakan halalbihalal secara daring tersebut, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ternyata melaksanakannya dengan penuh kreatif dan sederhana. Ide yang menarik sekaligus unik.

Semua petugas penting dalam acara tersebut adalah pucuk pimpinan kampus yang memiliki motto ulul albab tersebut. Lihat saja. Yang bertugas sebagai pemandu acara (MC) ada Wakil Rektor 4, bidang kerjasama, Bapak Doktor Uril Bahruddin. Yang mengagetkan, yang bertugas sebagai pembaca ayat suci al-Qur’an, ialah Wakil Rektor 1, bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Profesor Doktor M. Zainuddin. Yang bertugas memimpin doa penutup, Gus Doktor Isroqunnajah, Wakil Rektor 3, Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

Seperti biasa, setelah pembacaan ayat suci al-Qur’an, ada sambutan atas nama pimpinan Kampus. Atau biasa disebut sebagai sambutan shohibul bait atau shohibul hajah. Sambutan ini disampaikan langsung oleh Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag.  Setelah sambutan Rektor berakhir, lalu dilanjutkan oleh sambutan Ketua Senat Universitas, Bapak Dr. KH. Muhtadi Ridwan, M.A.

Beliau ini sudah terbit SK Penetapan Guru Besarnya, namun belum dikukuhkan. SK Guru besarnya turun di saat, kita semua berada dalam masa pandemi Covid-19. Setelah itu, dilanjutkan acara inti, atau Mauidhotul Hasanah, pembinaan oleh Wakil Menteri Agama, Bapak Zainut Tauhid. Ternyata, beliau ini juga masih aktif terdaftar sebagai mahasiswa S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pengakuannya ketika mengawali pidato.

Mungkin ada yang bertanya, lalu Wakil Rektor 2 kebagian tugas apa? Saya tidak tahu persis. Tetapi dalam pengamatan imajinasi saya, Wakil Rektor 2 tugasnya adalah menyiapkan acara. Acara ini tergolong sederhana. Tapi ya tetap saja perlu disiapkan. Di sinilah peran dari Wakil Rektor 2, Ibu Ilfi Nur Diana. Acara yang dilaksanakan di ruang Rektor ini tidak menggunakan backdrop acara. Tidak ada panggung. Semuanya duduk di kursi. Tidak ada kursi VIP. Semuanya duduk sejajar. Layaknya kita sedang menerima tamu seperti di rumah.

Hanya saja yang membedakan dengan hari-hari biasanya adalah, di saat acara halalbihalal ini  tersedia makanan atau kue khas lebaran. Tidak perlu persiapan secara khusus, termasuk petugas acaranya. Semua petugas inti sudah diemban oleh para Wakil Rektor. Beres. Paling-paling, petugas lain adalah petugas membersihkan lantai dan yang bertugas menyiapkan kue hidangan, hehehe.

Menarik memang. Kreatif dan sederhana. Bisa jadi tidak ada panitia khusus semuanya. Ini dilakukan bisa jadi, karena menyesuaikan masa pandemi Covid-19. Para bapak ibu yang hadir secara tatap muka ini sangat terbatas. Mereka hadir secara individual. Tidak seperti biasanya, hadir sekalian bersama keluarganya. Tentu, hal ini berbeda dengan bapak ibu dosen karyawan yang mengikuti halalbihalal secara daring. Mereka bisa menyaksikan bersama-sama dengan anggota keluarganya. Hanya saja tidak bisa kue yang dihidangkan. Juga tidak ada prasmanan.

Pada saat tersebut, sambutan dari pak rektor ada yang menarik, minimal bagi saya. Beliau menyampaikan kabar gembira, bahwa, geliat pertumbuhan guru besar di UIN Malang sangat membanggakan. Tentu sebagai alumni, saya ikut bersyukur dan sangat berbahagia. Terbaru, Prof. Muhtadi Ridwan, SK turun saat masa pandemi Covid-19, sehingga belum dikukuhkan. Deretan guru besar terbaru sebelumnya, ada Prof Zainuddin, Prof Suhartono, Prof Nur Yasin, Prof Mufidah Ch.

Guru besar-guru besar baru ini, melengkapi deretan guru besar yang sudah lebih dulu lahir, yakni Prof Baharuddin, Prof. Muhammad Djakfar, Prof. Mulyadi,  Prof Mudjia Rahardjo, Prof. Muhaimin almarhum, Prof. Imam Suprayogo, Prof Kasiram almarhum, termasuk juga Prof. Abdul Malik Fadjar.

Dalam konteks ini, saya ingin mengambil benang merah dari acara halalbihalal tersebut. Bahwa acara ini didesain secara kreatif, sederhana, tapi mengesankan. Para petugas inti semuanya aadalah para Wakil Rektor. Dan, semoga kita semua bisa segera mengikuti jejak para dosen, untuk segera bisa mencapai jabatan puncak, guru besar. Semoga. [ahf]

ABDUL HALIM FATHANI,

Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *