DUA NIAT
fathani.com – HASIL sidang isbat, yang disampaikan Menteri Agama RI, Profesor Naasaruddin Umar dalam Pers Conference, bahwa 1 Ramadhan 1446 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, tanggal 01 Maret 2025. Menteri Agama RI, merasa bersyukur bahwa momen 1 Ramadhan dapat dilaksanakan serentak berbagai kalangan masyarakat Islam di Indonesia.
Salah satu ibadah wajib dalam bulan Ramadhan adalah ibadah Puasa Ramadhan. Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, salah satunya yang harus diperhatikan adalah terpenuhinya Rukun Puasa.
Adapun rukun puasa ada dua, pertama niat. Kedua adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Bagaimana niat puasa? Saat akan menjalani ibadah puasa Ramadhan, niat puasa menjadi salah satu hal yang tidak boleh dilewatkan. Hal ini mengingat niat merupakan syarat sahnya puasa dan termasuk rukun puasa.
Sebulan
Dalam Islam ada aturan terkait membaca niat puasa Ramadhan sebulan penuh. Terkait niat puasa Ramadhan langsung sebulan penuh ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Karena ada yang membolehkannya, ada juga yang tidak.
Terdapat tiga mazhab selain Malikiyah, wajib mengulangi niat di setiap puasa. Sementara, pendapat Malikiyah membolehkan untuk mengumpulkan niat puasa sebulan di malam pertama bulan Ramadhan. Alias tidak perlu mengulangi niat di hari berikutnya.
Di Indonesia, pendapat Malikiyah ini banyak diadopsi, meskipun penduduknya mayoritas penganut mazhab Syafi’i. Hal ini, tentu di bawah bimbingan para kiai dan masyayikh, salah satunya dengan merujuk kalam Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH A Idris Marzuqi di dalam karyanya Sabil al-Huda yang berisikan himpunan wadhifah dan amaliah.
“Untuk berjaga-jaga agar puasa tetap sah ketika suatu saat lupa niat, sebaiknya pada hari pertama bulan Ramadhan berniat taqlid (mengikut) pada Imam Malik yang memperbolehkan niat puasa Ramadhan hanya pada permulaan saja. Dan adanya cara tersebut bukan berarti membuat kita tidak perlu lagi niat di setiap harinya, tetapi cukup hanya sebagai jalan keluar ketika benar-benar lupa,”demikian bunyi kalam KH A Idris Marzuqi dalam Kitab Sabil al-Huda, halaman 51.
Di dalam kitab tersebut, ulama kharismatik dari Kediri, Jawa Timur tersebut mencontohkan lafazh niatnya sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Taala”
Setiap Hari
Meskipun telah membaca niat puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam tetap dianjurkan untuk membaca niat di hari-hari berikutnya.
Niat puasa wajib di dalam hati pada malam hari seperti puasa Ramadhan, puasa nazar, dan qadha puasa wajib merupakan kewajiban yang menentukan keabsahan puasa seseorang menurut Mazhab Syafi’i. Adapun pelafalan niat puasa sangat dianjurkan.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Menyimak uraian di atas, ada baiknya kita melakukan dua-duanya. Ya, niat puasa Ramadhan sebulan penuh sekaligus niat yang dilakukan secara harian.
Bacaan niat sebulan penuh dilakukan sebagai langkah antisipasi bila mana di kemudian hari lupa niat, puasanya tetap sah dan bisa diteruskan. Sebab dicukupkan dengan niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan.
Selamat berpuasa, Selamat beribadah Ramadhan. [ahf]
Posting Komentar untuk "DUA NIAT"
Posting Komentar