DEEP LEARNING (1)
fathani.com. - Prof. Abdul Mu'thi, yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam konteks pengembangan pendidikan di Indonesia, tidak secara khusus dikenal untuk berbicara tentang Deep Learning dalam konteks teknologi atau kecerdasan buatan (AI). Namun, jika kita merujuk pada konsep "Deep Learning" dari perspektif pendidikan atau teknologi secara umum, kita bisa mengarah pada dua interpretasi berbeda:
Pertama, Deep Learning dalam Pendidikan
Dalam ranah pendidikan, "deep learning" merujuk pada pemahaman yang mendalam terhadap materi yang dipelajari. Ini adalah pendekatan yang lebih holistik, di mana siswa tidak hanya menghafal fakta tetapi juga dapat menghubungkan konsep-konsep yang lebih besar dan mengaplikasikannya dalam situasi nyata.
Pendekatan ini lebih fokus pada pembelajaran yang berbasis pemikiran kritis dan pemecahan masalah. Pendekatan seperti ini sangat didorong dalam kurikulum yang dikembangkan oleh kementerian pendidikan untuk menciptakan generasi yang dapat berpikir secara lebih kompleks dan kritis.
Kedua, Deep Learning dalam Teknologi (AI)
Deep learning dalam konteks teknologi merujuk pada cabang dari machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan (neural networks) yang memiliki banyak lapisan (layers), yang memungkinkan komputer untuk belajar dari data dalam jumlah besar dan mengekstraksi fitur-fitur kompleks secara otomatis. Teknologi ini digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pengenalan suara, gambar, dan pemrosesan bahasa alami.
Jika Prof. Abdul Mu'thi berbicara tentang "deep learning" dalam konteks pendidikan, berarti merujuk pada pendekatan pembelajaran yang lebih mendalam dan bermakna. Namun, jika yang dimaksud adalah deep learning dalam ranah kecerdasan buatan (AI), maka hal ini akan lebih mengarah pada penerapan teknologi dalam pembelajaran mesin dan aplikasi digital yang dapat mendukung inovasi dalam pendidikan.[ahf]
Posting Komentar untuk "DEEP LEARNING (1)"
Posting Komentar