Oleh Abdul Halim Fathani
Fathani.Com. – ALHAMDULILLAH, kembali lahir guru besar baru. Hari Senin, tepatnya Tanggal 11 September 2023, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara Sidang Senat Terbuka dengan mengukuhkan Prof. Dr. Suyadi, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Islam. Acara tersebut dilaksanakan di Amphitheater Gedung Kedokteran UAD.
Menteri Agama RI, Yaqut Choulil Qoumas, melalui SK No. 013763/B.II/3/2023 telah menaikkan jabatan akademik/fungsional Suyadi menjadi Profesor dalam Bidang Ilmu Pendidikan Islam.
Yang menarik sekaligus membanggakan, di awal pidato pengukuhannya, Profesor Suyadi membeberkan bahwa dirinya menempati 3 besar dalam pangkalan data Scopus dari 13 nama yang sama.
Selain itu, Profesor Suyadi menegaskan, sebanyak 80 di antaranya merupakan karya tulisan yang diciptakan olehnya pada platform Perpustakaan Nasional yang memiliki International Standard Book Number atau ISBN.
“Di dalam pangkalan data Scopus ada 13 nama Suyadi dan hak indeks yang berbeda-beda juga, saya termasuk hak indeks Scopus 5 dengan menempati 3 besar dalam pangkalan data Scopus. Yang paling menarik dalam pangkalan data Perpustakaan Nasional ada 203 buku yang pengarangnya atas nama Suyadi dan 80 sendiri adalah tulisan saya sendiri,” jelasnya.
Profesor Suyadi mengangkat pentingnya implementasi ilmu yang mempelajari otak atau neurosains dengan pendidikan agama. Pidato pengukuhannya berjudul “Neurosains Pendidikan Islam: From Neuron to Nation.” Profesor Suyadi menyampaikan bahwa agama dan kualitas otak manusia menjadi faktor penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan peradaban dunia.
Profesor Suyadi, membeberkan bahwa faktor utama yang menyebabkan pendidikan Islam belum berkontribusi secara signifikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan peradaban dunia karena pendidikan Islam belum menaruh perhatian serius terhadap ilmu kecerdasan, kualitas otak dan pengembangan akal manusia.
Integrasi Neurosains Pendidikan Islam dalam Catur Dharma Pendidikan Tinggi telah menjadi siklus keilmuan yang mendorong proses pencerdasan dan pencerahan berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui pengembangan Neurosains Pendidikan Islam, UAD berkontribusi nyata dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (nation) yang sangat besar melalui peningkatan kualitas sistem syaraf pusat yang sangat kecil (neuron).
“Membangun bangsa yang besar (nation) justru dapat dimulai dari meningkatkan kualitas sistem syaraf pusat yang terkecil (neuron) atau otak manusia.”
Selamat Profesor Suyadi. Saya yakin dengan lahirnya guru besar baru bidang Ilmu Pendidikan Islam ini akan dapat mewarnai pengembangan studi Islam.[ahf]