ROMANTISME RAMADHAN

Oleh Abdul Halim Fathani

Fathani.com – Bukan suatu kebetulan kalau Allah swt lantas memberikan kelebihan tersendiri dalam bulan Ramadhan. Salah satu maksud yang kita yakini adalah agar umat manusia memiliki momentum pertaubatan atas dosa-dosa yang dilakukannya di bulan-bulan yang telah dijalani. Di samping itu, manusia juga dianjurkan untuk mengeksplorasi sebanyak-banyaknya tanpa batas atas pahala, berkah, dan berbagai reward lain di bulan Ramadhan yang oleh-Nya akan diaudit secara langsung.

Tidak jarang dijumpai, ketika bulan Ramadhan tiba, banyak muncul tayangan televisi yang sarat dengan aroma religi, film-film yang dikemas dengan nuansa Ramadhan, ucapan selamat (baca: selamat menunaikan Ibadah Puasa) yang selalu menghiasi media massa, spanduk-spanduk yang bertuliskan ucapan selamat juga terpampang di mana-mana, gerakan jilbab juga muncul, khususnya di kampus-kampus perguruan tinggi umum. Walhasil, semua pihak dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat desa dan masyarakat kota, mulai kaum abangan sampai kaum santri/pelajar, mulai yang hidup menderita sampai yang kaya raya semua menyambut gembira dengan datangnya bulan yang penuh ampunan.

Fenomena di atas menunjukkan bahwa umat Islam menyambut bulan Ramadhan dengan penuh rasa bahagia dan penuh harap. Mengapa demikian? Telah kita ketahui bersama, bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, sarat dengan imbalan, bonus pahala berlipat ganda. Siapapun orangnya akan tertarik dengan hadiah-hadiah Ramadhan.

Bayangkan, ibadah sunnah pada bulan Ramadhan akan disamakan pahalanya dengan ibadah wajib. Ibadah wajib dibalas tujuh puluh kali lipat. Belum lagi berbicara tentang malam Lailatul Qadar. Beribadah pada malam ini lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun. Lalu, adakah bonus yang lebih besar dari bonus Ramadhan ini?

Jadi, cukup logis jika Rasulullah saw menyadarkan kita, “Jika kamu ketahui apa yang terkandung dalam bulan Ramadhan, pasti kamu akan mendambakan dua belas bulan dalam satu tahun adalah seluruhnya bulan Ramadhan.

Ramadhan memang bulan yang penuh berkah. Detik demi detik dalam bulan ini mengandung keutamaan dan sarat dengan makna. Manusia yang beruntung adalah manusia yang mengetahui dan memanfaatkan kebesaran Ramadhan secara optimal. Memang ramadhan berbeda dengan bulan-bulan lainnya di sepanjang tahun.

Apa yang didapatkan dalam Ramadhan tidak akan ditemukan pada bulan-bulan lainnya, meskipun hitungan hari, malam, dan jamnya tidak berbeda dari bulan lainnya. Persoalannya bukan pada hitungan lama waktu, tetapi pada makna dan nilai yang dikhususkan Allah pada bulan Ramadhan saja. Berpuasa sebulan penuh hanya diwajibkan Allah pada bulan Ramadhan, tidak pada bulan lainnya.

Bagi sebagian orang yang setiap harinya bekerja sebagai pedagang hadirnya bulan Ramadlan merupakan rizqi tersendiri. Mereka menganggap bahwa Ramadlan adalah kesempatan emas untuk mendapatkan rizqi secara halal dan melimpah. Hal ini terlihat adanya kebiasaan untuk menaikkan harga sembako yang sudah tentu menjadi sasaran bagi para konsumen. Selain itu, setiap kali menjelang lebaran tiba, pedagang pakaian pun berbuat seperti itu.

Tak ketinggalan pula bagi yang bisnis di bidang angkutan umum dan jasa transportasi, lebaran merupakan momen yang sangat kondusif untuk menambah penghasilan mereka. Dengan demikian, selain dapat meningkatkan aspek-aspek spiritual, bulan Ramadhan juga dapat dijadikan sarana untuk mengingkatkan aspek-aspek non spiritual, misalnya pada aspek ekonomi. [ahf]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *