Oleh Abdul Halim Fathani
Fathani.com – SIAPAPUN pasti menginginkan kebahagiaan. Tentu, kebahagiaan yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Termasuk kebahagiaan ketika berbuka puasa, bagi individu yang telah sukses menjalankan ibadah puasa.
Rasulullah SAW bersbada:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ
Artinya: “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya.” (Muttafaq ‘Alaihi)
Kapan sebaiknya berbuka puasa itu dilakukan?
Sebaik-baik berbuka puasa adalah di awal waktu. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Anas bin Malik ra sebagai berikut:
بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
Artinya: “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.”
Dengan demikian, pada prinsipnya, puasa yang kita lakukan sejak terbit fajar itu sebaiknya segera diakhiri, ketika telah tiba waktu Maghrib.
Kembali ke soal waktu berbuka. Jika kita perhatikan waktu puasa, yakni sejak terbitnya fajar hingga adzan maghrib, maka sebaiknya kita berbuka puasa secukupnya pada saat sudah masuk waktu adzan maghrib. Bukan setelahnya. Secara matematis dapat disimbolkan dengan tanda sama dengan (=).
Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh yang baik ketika berbuka puasa. Yakni hanya makan beberapa kurma atau minum air putih secukupnya terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan shalat Maghrib.
Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW: ”Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, hendaklah berbuka dengan kurma, karena dia adalah berkah, apabila tidak mendapatkan kurma maka berbukalah dengan air karena dia adalah bersih.’ (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Sebaik-baik Berbuka Puasa adalah di Awal Waktu. Selamat berbuka puasa. [ahf]