PADA hari Senin, 6 Juni 2022, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, telah elantik sejumlah Rektor Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Bersamaan itu, Menag juga mengukuhkan sejumlah Kepala Biro sesuai dengan Nomenklatur Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. Kegiatan seremonial ini berlangsung di di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jakarta.
Di antara Rektor PTKN yang dilantik adalah Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) Siapa dia? Ialah Prof. Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Pelantikan ini otomatis sebagai tanda bahwa periode kepemimpinan Prof. H. Masdar Hilmy, S.Ag. MA. Ph.D. sebagai Rektor UIN Periode 2018-2022 sudah berakhir. Selain sebagai Rektor UINSA, secara ex Officio Prof. Akh. Muzakki juga akan menjabat sebagai Koordinator Kopertais Wilayah IV.
Momentum dilantiknya Prof. Akh. Muzakki ini mendorong saya, untuk melakukan penelusuran lebih lanjut, siapa sesungguhnya sosok sang Rektor UINSA yang baru ini, dan bagaimana respon beliau setelah ditetapkan sebagai Rektor UINSA berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 021232/B.II/3/2022. Saya mencoba melakukan pencarian berbagai informasi dari berbagai sumber di situs internet. Hasilnya, di antaranya berikut ini.
Pertama. menjadi Rektor merupakan amanah, bukan prestasi. Karena itu, tidak ada kata lain, amanah harus ditunaikan dengan baik. Prof. Muzakki pun bertekad merespon amanah tersebut dengan kerja keras. “UINSA adalah perguruan tinggi Islam besar. Karena itu, mengelolanya tidak boleh biasa-biasa saja. Harus dengan kerja luar biasa. Tidak hanya melangkah, yang dibutuhkan adalah melompat untuk kemajuan UINSA,” ujar Prof. Muzakki.(www.uinsby.ac.id)
Kedua, Prof. Muzakki secara tegas juga menyatakan, akan terus bekerja keras mengantarkan UINSA Surabaya menjadi PTKIN pertama yang masuk menjadi 10 PTKIN terbaik di Asia. “Saya mengajak kepada kita semua, UINSA milik kita semua. Bukan milik satu-dua orang. Dan bukan milik kubu-kubuan. Tidak ada lagi kubu-kubuan. Ini milik bersama, kita bangun bersama UIN Sunan Ampel Surabaya,” ujar Prof. Muzakki menyerukan. (www.uinsby.ac.id)
Ketiga, Prof. Muzakki menjelaskan, bahwa ini merupakan bagian dari panggilan nurani. Tidak hanya panggilan akademik, namun juga panggilan umat yang harus ditunaikan. “UIN Sunan Ampel Surabaya ini potensinya luar biasa. Maka harus digerakkan dengan cara-cara yang luar biasa. Disitulah saya terpanggil secara akademik dan juga secara nurani untuk mengantarkan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam kemuliaan yang besar bagi kemajuan umat, kemajuan bangsa melalui sektor pendidikannya,” tegas Prof. Muzakki. (www.uinsby.ac.id)
Keempat, Prof. Muzakki merupakan seorang putra penjual petis di Pasar Sidoarjo. Ia merupakan sosok yang disiplin dalam hidup sehingga bisa menghantarkannya sukses di dunia pendidikan dan juga dalam aktivitas sosial dalam organisasi kemasyarakatan dan keagamaan. (www.nu.or.id)
Kelima, Prof. Muzakki merupakan guru besar termuda (bidang sosiologi pendidikan) di kampus UIN Sunan Ampel. Ia menyandang gelar Profesor sejak 1 November 2014 dengan SK Nomor 3755/A4.3/KP/2015 yang ditandatangani Mohamad Nasir, Menristekdikti. (www.nu.or.id)
Kelima, Secara materi Prof Muzakki mengaku tidak mampu menempuh pendidikan hingga jenjang yang paling tinggi. Tapi kerja keras dan keinginan yang kuat, ia mampu mengalahkan semua halangan itu. “Jangan tertunduk pada kemiskinan. Kemiskinan adalah sebagian dari romantika hidup,” katanya. Karena keinginan kuat itu, Prof Muzakki terus belajar dan terus belajar. Hingga dia tidak pernah membutuhkan uang untuk bisa bersekolah. “Semuanya beasiswa, free,” tutur peraih gelar Ph.D dari The University Of Queensland, Australia ini. (https://jatim.idntimes.com)
Keenam, Selain aktif di dunia akademik, Prof Muzakki juga aktif mengabdikan diri dalam organisasi. Dia pernah menjadi Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU Jatim dan Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur serta Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur. Terakhir sebagai Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim. Dalam jajaran kepengurusan PBNU periode 2022-2027 hasil Muktamar ke-34 di Lampung, Prof Muzakki dilantik sebagai Wakil Sekretaris Jenderal PBNU. (https://jatim.idntimes.com)
Ketujuh, Prof Muzakki mengakui, sejak kecil hingga masuk kuliah, tidak pernah menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang keren. Ia merampungkan pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama, melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri, semua di Sidoarjo. “Saya dari kecil sekolah di madrasah. Zaman dulu mana ada madrasah yang keren, hingga kuliah di UINSA, dulu masih IAIN. Karena, tidak keren itu, saya diejek dan dicibir, mana mungkin bisa sekolah tinggi, sekolahnya saja tidak mutu. Tapi itu membuat saya termotivasi untuk terus belajar,” “Madrasah yang mengajari saya bagaimana menjadi individu yang pintar dan benar sebagai kerangka kesempurnaan seorang hamba yang ideal,” (https://jatim.nu.or.id)
Kedelapan, Prof Muzakki, menjadi tim penilai PAK lektor kepala dan guru besar, Menjadi editor in chief di JIS (journal of Indonesia Islam), Menjadi dewan redaksi dan mitra bestari jurnal hayula, Menjadi reviewer penelitian diktis, Anggota dewan Pendidikan Jawa Timur, Menjadi editorial board LITAPDIMAS, Sekjen PBNU, Menjadi Dewan Pengawas yayasan Haji Muhammad masjid Chengho Indonesia. (https://uinsby.ac.id/study/Fakultas-Ilmu-Sosial-dan-Ilmu-Politik/pages/731/132/dean)
Kesembilan, Prof Akh Muzakki, pernah menjadi Ketua Tim Konversi perubahan IAIN Sunan Ampelk menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UINSA Periode 2018-2022.
Kesepuluh, Kesebelas, Keduabelas, dan tentunya masih banyak lagi ulasan tentang siapa dan bagaimana sosok Prof. Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., hingga ke-n. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari perjalanan hidup Rektor UINSA yang baru ini. Selamat Prof.!!! Semoga senantiasa Allah swt memberikan petunjuk dalam mengemban amanah dan mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam mengantarkan kampus UINSA menjadi lebih maju lagi. Semoga. [ahf]