MEMIMPIN DIRI SENDIRI

fathani.com – Hari Sabtu tepatnya tanggal 13 Juni 2020 saya mengirim pesan via wa kepada profesor Imam suprayogo. Singkatnya isi pesan tersebut adalah saya menyampaikan informasi kepada Prof Imam bahwa komunitas Sahabat Pena Kita (SPK) akan menerbitkan buku berjudul “Inspirasi Literasi”. Buku tersebut berisi Kenangan Kopdar IV Sahabat Pena Kita yang ditulis oleh para anggota sahabat kita. Baik anggota yang berkesempatan hadir secara fisik maupun yang menyaksikan dari jauh.

Dalam kopdar yang diselenggarakan pada tanggal 25 Januari 2020 di kampus Universitas Islam Malang tersebut, menghadirkan narasumber yang sudah tidak diragukan lagi pengalamannya di bidang literasi, salah satunya adalah Prof Imam suprayogo. Ketua STAIN Malang dan Rektor UIN Malang Periode 1997-2013.

Selain menginformasikan rencana penerbitan buku, saya mengirim pesan via WhatsApp tersebut adalah bermaksud untuk memohon kepada Profesor Imam untuk berkenan memberikan “Kata Pengantar”. Salah satu tujuannya adalah agar buku antologi tersebut memiliki nilai plus. Karena kita tahu profil beliau, selain pernah menjadi pucuk pimpinan di Kampus UIN Malang, Prof Imam juga berhasil mendapatkan Rekor MURI: sebagai Rektor yang menulis artikel di website terlama tanpa jeda.

Luar biasa. Tidak berselang lama dari pesan saya terkirim ke beliau, dengan cepat beliau membalas. ‘subhanallah… insya Allah.’

Jam 8, saya kaget, ternyata beliau mengirim pesan ke WA Saya lagi. Apa isi pesannya? Pesan yang beliau kirimkan adalah berisi kata pengantar yang saya minta itu tadi. Luar biasa cepatnya. Dalam hitungan tidak sampai 1 hari, bahkan tidak sampai 2 jam kata pengantar berupa tulisan yang saya minta sudah jadi. Saya menduga beliau menuliskannya langsung melalui HP. Bahkan, bisa jadi, beliau menulis kata pengantar tersebut, layaknya kita dalam membalas pesan WhatsApp. Sungguh sangat mudah sekali. Tidak ada tekanan. Darimanapun dan siapapun. Benar-benar mengalir. Tapi pada akan pesan.

Judul kata pengantar dari Prof Imam adalah “Memupuk Kemampuan Memimpin Diri Sendiri”. Saya baca, saya cermati isinya sangat luar biasa. Senang sekali saya membaca isinya. Begitulah profesor Imam suprayogo. Di antara yang saya kenali dari tulisan beliau, yang pertama adalah tulisan beliau itu mengalir bebas, tapi sarat dengan nilai. Kedua, tanpa referensi formal, namun tetap bisa dipertanggungjawabkan. Ketiga, mengandung hikmah seputar refleksi diri.

Apa pesan beliau dalam kata pengantar yang ditulisnya tersebut? Secara umum, beliau menyampaikan tentang fakta bahwa selama ini di antara kita masih belum mampu sepenuhnya menjadi pemimpin, lebih-lebih pemimpin diri sendiri. Bisa jadi, kita sudah sukses memimpin orang lain, namun belum tentu sukses juga dalam memimpin diri sendiri. Mari kita lihat, ketika seseorang menjadi pimpinan ormas, pimpinan kepala daerah, pimpinan kelas, maka kita cenderung mudah melakukan perintah atau instruksi kepada ‘anak buah’. Namun, kalau kita refleksikan pada diri kita sendiri, ketika kita memimpin diri sendiri, lalu mengintruksikan kepada diri sendiri cenderung banyak yang belum berhasil. Bahkan gagal.

Dalam konteks ini, profesor Imam suprayogo mencontohkan kasus di bidang penulisan. Seringkali kita melihat buku-buku terbitan di toko buku atau di perpustakaan kemudian kita memberikan komentar, Kalau buku seperti itu saja saya bisa menulis. Lalu, bagi kita yang bekerja sebagai guru seringkali memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis dan menulis. Intruksi yang kita berikan kepada siswa tersebut cenderung bisa dilaksanakan oleh siswa. Siswa bisa menjalankan interaksi dari kita, buktinya siswa bisa mengumpulkan hasil kerjanya berupa tulisan.

Sekarang, mari kita refleksi diri sendiri. Ketika kita memimpin diri sendiri, kita menginstruksikan diri sendiri: “Ayo menulis sekarang, maka kebiasaan kita tidak sukses menjalankan instruksi yang kita tujukan kepada diri sendiri tersebut. Belum tentu kita berhasil untuk menyampaikan nstruksi yang kita tujukan kepada diri kita sendiri itu. Bukan berarti tidak bisa, tetapi kebanyakan kita dalam hal memimpin diri sendiri, cenderung meremehkan. Menganggap enteng, dan kadang juga malas. Kita punya tantangan besar untuk mengimplementasikan ide Prof. Imam tersebut.

Dari tulisan kata pengantar yang ditulis oleh Profesor Imam Suprayogo untuk buku “Inspirasi Literasi” tersebut, memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi diri kita “marilah kita semua berkomitmen untuk menjadi pemimpin. minimal pemimpin diri sendiri.”

Terima kasih Profesor Imam Suprayogo, atas kiriman ‘kata pengantar’nya. Jazakumullah. [ahf]

ABDUL HALIM FATHANI

Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *