ABDUL HALIM FATHANI
Pemerhati Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika
Universitas Islam Malang
UNSYIAH merupakan kependekan dari nama kampus Universitas Syiah Kuala Darussalam-Banda Aceh. Secara online, Unsyiah beralamat di www.unsyiah.ac.id, sementara secara offline berlokasi di Jalan Teuku Nyak Arief Darussalam, Banda Aceh, 23111. Alhamdulillah, pada tahun 2019 ini, tepatnya sejak 28 Juli hingga 04 Agustus 2019, saya berkesempatan berkunjung ke Unsyiah, dengan agenda melaksanakan tugas kampus sebagai official kafilah Universitas Islam Malang, dalam kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQMN) yang ke-XVI. Tugas serupa, juga pernah diamanahkan kepada saya, pada saat MTQMN ke-XV 2017, di Malang (UB-UM-UIN). Saat itu PT, yang ditunjuk Belmawa Kemeneristekdikti adalah UB dan UM, sementara penginapan peserta dan officialnya dipusatkan di Ma’had Al-Jami’ah UIN Maliki Malang.
Kesempatan mendampingi kafilah MTQMN dari Universitas Islam Malang ini, juga saya gunakan semaksimal mungkin untuk mengenal lebih dalam tentang Unsyiah. Pada 29 Juli 2019, saya berkesempatan mengikuti Seminar dan Sarasehan Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan. Acara ini digelar di gedung pertemuan Academic Activity Center (AAC) Prof. Dayan Dawood Unsyiah. Saya hadir, dalam rangka ‘mewakili’ pimpinan Universitas Islam Malang yang berhalangan hadir. Setelah mengisi daftar hadir di meja sekretariat panitia, saya mendapatkan seminar kit yang berisi: jadwal kegiatan, block note, bolpoin, makalah, majalah Warta Unsyiah. Pertama kali, saya langsung membuka majalah warta Unsyiah tersebut, karena majalah ini yang berhasil mencuri perhatian saya.
Judul utama ‘Warta Unsyiah’ saya anggap biasa saja, “Unsyiah Menuju PTN Unggul”. Judul ini, bagi saya biasa saja, tidak ada yang istimewa. Semua perguruan tinggi pasti menginginkan kampusnya menjadi kampus unggul. Yang tidak mengherankan lagi, di judul tersebut, ‘masih’ mencantumkan kata ‘menuju’, yang bahasa sederhananya masih dalam perjalanan; belum sampai tujuan. Jadinya, biasa saja. Demikian juga, di sampul belakang, tertulis ‘Universitas Syiah Kuala, Road to World Class University;. Lagi-lagi, masih perjalanan, hehe.
Seperti biasa, ketika membaca majalah, koran, buku, atau yang lainnya, saya selalu membuka secara utuh halaman awal hingga akhir. Nah, ketika ada materi yang menarik, baru saya buka lagi, saya perdalam lagi isinya. Majalah warta Unsyiah terdiri atas 46 halaman. Pada halaman 10-11, redaksi menyuguhkan foto unsyiah secara lengkap dari udara, daan dilengkapi tulisan UNSYIAH MENUJU PTN UNGGUL. Ini masih biasa saja. Tetapi, pada halaman berikutnya, halaman 12, mulai diuraikan secara jelas bagaimana kondisi Unsyiah. Sedikit demi sedikit saya baca, di paragraf pertama tertulis secara gamblang, ‘Setelah Universitas Syiah Kuala sukses meraih akreditasi A, kampus ini menunjukkan sejumlah perubahan yang cukup signifikan. Baik dari sumber daya manusia, hingga pengembangan infrastruktur.’
Lalu saya lanjutkan membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf, halaman demi halaman. Nah, di halaman 16, ada yang mengagetkan bagi saya. Kaget positif. Redaksi menulis secara gamblang di paragraf pertama, “Pada tahun 2015, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berhasil memperoleh akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Berkat upaya dan kerjasama semua pihak, Unsyiah berhasil memperbaiki nilai akreditasi institusinya dari nilai C ke nilai A. Keberhasilan ini menjadi momentum baru bagi Unsyiah untuk diakui dan dikenal lebih luas di tingkat nasional maupun internasional ”.
Yang saya garisbawahi adalah “Unsyiah berhasil memperbaiki nilai akreditasi institusinya dari nilai C ke nilai A”. Wowww… luar biasa. Unsyiah melewati nilai B. Tetapi, dari nilai C langsung A. Kata kuncinya: dari C ke A. Dan, saat ini (2019) Unsyiah tengah fokus mempersiapkan reakreditasi. Perlu diketahui, bahwa Unsyiah pada tahun 2015 berhasil ‘melompat’ nilai akreditasinya bermula dari C menjadi A, dengan Nomor SK: 736/SK/BAN-PT/AKRED/PT/VII/2015. Sungguh, pencapaian yang luar biasa.
Saya jadi teringat pengalaman kampus saya dulu waktu S1. Kampus tempat belajar saya, berhasil melompat, mengubah status dari Sekolah Tinggi menjadi Universitas. Tanpa berubah menjadi Institut. Bermula dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malang berhasil melompat menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, yang kemudian dilengkapi namanya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Kampus ini sekarang lebih dikenal dengan nama pendeknya ‘ UIN Maliki Malang’.
Nilai akreditasi Unsiah A ini akan berakhir pada 10 Juli 2020. Oleh karenanya, sebagaimana penuturan Prof. Dr. Ir. Marwan, Wakil Rektor Bidang Akademik Unsiyah (halaman 16-17) bahwa pengiriman dokumen reakreditasi institusi Unsyiah, paling lambart Januari 2020. Saya, tentu berharap kampus Unsyiah dapat mempertahankan nilai A dalam reakreditasinya. Semoga memenuhi barisan konvergen: C, A, A, A, …. Bukan barisan Divergen: C, A, B, A, C, B, A, A, ….. Dan, jangan juga barisan: C, A, C, A, C, A, C, A, C, A, ………. Saya berdoa, semoga untuk suku pertama,, nilai akreditasinya: C (ini sudah lewat). Sedangkan untuk suku kedua, ketiga, sampai seterusnya, nilai akreditasinya: A (A, A, A, …).
Nilai akreditasi Unsyiah A menjadikan kampus ini dipercaya Kemenristekdikti sebagai rujukan perguruaan tinggi lain di Indonesia yang ingin belajar akreditasi. Saat ini, Unsyiah menjadi Perguruan Tinggi Asuh (PT Asuh) bagi 12 Perguruan Tinggi Swasta (PTS yang ada di Aceh. Unsyiah bertugas membantu perguruan tinggi tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akreditasi.
Satu lagi, merujuk situs Webometrics, poisis Unsyiah di jajaran perguruan tinggi nasional juga cukup membanggakan. Kampus Unsyiah berhasil menduduki posisi 9 atau masuk 10 perguruan tinggi nasional. Unsyiah satu-satunya perguruan tinggi di luat Pulau Jawa yang masuk di posisi tersebut. Sementara di peringkat dunia, berdasarkan Webometrics, Unsyiah menduduki peringkat 1.704 (halaman 13). Unsyiah juga sedang berupaya untuk bersaing di tingkaat global. Rektor Unsyiah menargetkan di tahun 2020, Unsyiah dapat masuk di peringkat 1.000 perguruan tinggi terbaik di dunia.
Perjuangan Unsyiah dalam mengawal kualitas pendidikan perlu didukung oleh semua elemen kampus dan masyarakat. Tidak cukup hanya pimpinan saja, lebih-lebih Rektor saja. Sivitas akademika (dosen, karyawan, mahasiswa), alumni, stakeholder, dan masyarakat –khususnya masyarakat Aceh, harus mendukung penuh untuk keberhasilan Unsyiah, dengan berperan sesuai dengan porsinya masing-masing. Semua harus bekerjasama dalam mengawal Unsyiah berhasil mempertahankan nilai akreditasi A. Dan, juga mengawal nilai akreditasi 134 program studi. Mari kita wujudkan ‘Universitas Syiah Kuala, Jantong Hatee Rakyat Aceh”. [ahf]
Asrama PPG Unsyiah, 01 Agustus 2019