Oleh A Halim Fathani
PEMERINTAH gencar membuat program-program beasiswa pendidikan. Di antaranya beasiswa unggulan, Bidik Misi, beasiswa santri berprestasi, beasiswa untuk keluarga miskin. Semua beasiswa tersebut masih terfokus pada dua hal. Yakni, untuk mereka yang berprestasi akademis dan dari keluarga golongan ekonomi kelas bawah.
Lalu, bagaimana nasib mereka yang prestasi akademiknya rendah? Mereka yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas, tentu tidak mengalami masalah. Namun, yang penghasilan ekonominya pas-pasan tentu perlu mendapat perhatian. Sebab, mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar dalam rangka meningkatkan kemampuan. Akibatnya, nasib keluarga mereka tidak dapat berubah semakin baik.
Karena itu, pemerintah perlu (juga) menggalakkan pemberian beasiswa untuk kaum yang lemah secara akademis. Mereka “bodoh” justru karena miskin. Miskin harta kerap identik dengan miskin kesempatan. Tentunya, dengan menempuh pendidikan, mereka bisa menerobos lingkaran setan itu. Dengan belajar, mereka menjadi orang yang berpengetahuan dan berkemampuan. Si “bodoh” pun bisa naik derajat.
Gagasan ini dimuat di Jawa Pos, Senin (2 April 2012)